Insiden maut terjadi saat pesta tuak (minuman keras dari aren)
serangkapan upacara manusa yadnya Kepus Pungsed di rumah salah satu
krama kawasan Banjar Belimbing, Desa Pidpid, Kecamatan Abang,
Karangasem, Jumat (22/4) petang pukul 18.00 Wita. Seorang peserta pesta
tuak, I Wayan Sebudi, 26, tewas ditusuk taji oleh rekannya, I Made Budi
Muliawan, 22, setelah cekcok hanya gara-gara masalah kain dipakai lap.
Korban
tewas Wayan Sebudi adalah peserta pesta tuak asal Banjar Belimbing,
Desa Pidpid. Sedangkan pelaku Made Budi Muliawan berasal dari Banjar
Pidpid Kaler Dauh Margi, Desa Pidpid. Pasca ditusuk taji, korban Wayan
Sebudi langsung tewas bersimbah darah di lokasi TKP. Sedangkan pelaku
Budi Muliawan kemudian menyerahkan diri ke Mapolsek Abang, Jumat malam
pukul 19.00 Wita.
Insiden maut diusuk taji saat
pesta tuak itu sendiri terjadi di rumah keluarga I Made Karji di Banjar
Belimbing, Desa Pidpid, Kecamatan Abang. Pesta tuak digelar sehubungan
dilaksanakannya upacara Kepus Pusar anak bungsu dari Made Karji pada
Sukra Kliwon Matal, Jumat kemarin.
Informasi di
lapangan, mulanya pelaku Budi Muliawan datang ke rumah Made Karji,
Jumat siang pukul 12.00 Wita, dibonceng Mangku Ribek. Selang 2 jam
kemudian, korban Wayan Sebudi menyusul datang ke lokasi pesta tuak
sekitar pukul 14.00 Wita, dengan dibonceng ayahnya, I Wayan Sukaren.
Korban
Wayan Sebudi dan pelaku Made Muliawan pun sama-sama terlibat pesta
tuak, sebagaimana pesta-pesta sebelumnya di tempat lain. Pesta tuak di
rumah keluarga Made Karji berlangsung hingga Jumat petang. Saat itu,
pelaku Budi Muliawan sudah tidak kuat lagi minum, namun tetap saja
disodori tuak oleh korban Wayan Sebudi.
Nah,
pelaku Budi Muliawan yang mual, permisi mau muntah. Habis muntah, pelaku
kembali bergabung pesta tuak sambil santap sate. Karena tangannya
berminyak, pelaku Budi Muliawan lalu melapnya di kain yang dikenakan
korban Wayan Sebudi. Korban pun emosi, lalu melepas udengnya sembari
disodorkan kepada pelaku Budi Muliawan. “Kalau berani, udeng ini saja
pakai lap,” hardik korban.
Ternyata, pelaku
Budi Muliawan langsung menyambutnya dengan menggunakan udeng korban
Wayan Sebudi sebagai lap tangan. Amarah korban pun memuncak, tapi
berhasil dilerai peserta pesta tuak lainnya. Habis itu, pelaku Budi
Muliawan meninggalkan lokasi acara naik motor Yamaha Jupiter DK 5652 EB.
Ternyata, pelaku pulang ke rumahnya di Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi
untuk mengambil sebilah taji (senjata sabung ayam), lalu balik lagi
mendatangi korban Wayan Sebudi di Banjar Belimbing.
Saat
kembali bertemu, Jumat petang pukul 18.00 Wita, terjadi cekcok mulut
antara korban vs pelaku. Saat itulah, pelaku Budi Muliawan mengambil
senjata taji dari saku celananya, lalu ditusukkan ke ulu hati korban.
Taji menancap sedalam 10 cm hingga menembus paru-paru. Kemudian, korban
yang terkapar bersimbah darah, langsung ditinggal pergi.
Insiden
maut ini kontan bikin geger krama Banjar Belimbing, Desa Pidpid.
Keluarga korban yang rumahnya tak jauh dari lokasi upacara Kepus Pusar
di rumah Made Karji pun berteriak-teriak dan menangis histeris. Termasuk
istri korban, Ni Wayan Sikianti, 24, serta tiga paman korban: I Ketut
Mara, I Nyoman Dite, dan I Kadek Sumerta.
Dalam
kondisi panik, paman korban, Kadek Sumerta, mencabut dan mengamankan
senjata taji yang menancap di dada keponakannya. Korban Wayan Sebudi
yang terkapar bersimbah darah dengan mengenakan kain batik coklat dan
baju kotak-kotak hijau, kemudian dilarikan ke RSUD Karangasem di
Amlapura. Tapi, nyawanya tidak tertolong, karena korban berusia 23 tahun
ini sudah meninggal sebelum dibawa ke RSUD Karangasem.
“Saya
tidak tahu persis masalahnya. Saya lihat keponakan saya sudah
tergeletak bersimbah darah di lantai tanah. Saya tidak sempat bertemu
pelakunya (Budi Muliawan),” tutur paman korban, Kadek Sumerta, di RSUD
Karangasem tadi malam.
Sementara itu, pelaku
Budi Miliawan pilih menyerahkan diri ke Mapolsek Abang, tadi malam pukul
19.00 Wita. Tak lama setelah pelaku menyerahkan diri, puluhan warga
Banjar Belimbing, Desa Pidpid (asal sekampung dengan korban Wayan
Sebudi) berdatangan ke Mapolsek Abang.
Tak mau
ambil risiko terjadi pengeroyokan, maka Kapolsek Abang AKP I Nyoman
Sugitayasa pilih mengamankan pelaku Budi Muliawan ke Mapolres Karangasem
di Amlapura. Menurut Kapolsek Nyoman Sugitayasa, berdasarkan hasil
pemeriksaan awal, aksi penganiayaan berat hingga menewaskan korban Wayan
Sebudi terjadi sat pelaku Budi Muliawan dalam kondisi mabuk.
“Kronologis
dan motifnya lebih lanjut, nanti sajalah, kami masih mengumpulkan
barang bukti dan keterangan saksi-saksi. Tapi, pelakunya mabuk saat
itu,” tandas Kapolsek Sugitayasa saat dikonfirmasi NusaBali tadi malam.
Kapolsek
Sugitayasa juga mengaku belum mengetahui, apakah senjata taji yang
digunakan pelaku menusuk korban memang sejak awal dipersiapkan atau
dapat dari tempat lain. “Asal usul barang bukti itu (taji) masih dalam
penyelidikan,” katanya.
Sementara itu, pelaku
Budi Muliawan mengakui emosi hingga menusuk korban Wayan Sebudi, yang
notabene temannya sesama pesta tuak. Menurut pelaku, sebelumnya tidak
pernah ada masalah dengan korban. “Saya emosi karena dibilang
menggunakan kainnya pakai lap tangan. Memang saya sempat gunakan lap
tangan, saya pikir itu bercanda,” tutur pemuda berusia 22 tahun ini.
Dari
mana dapat senjata taji? Menurut pelaku Budi Muliawan, dirinya tidak
membawa taji saat pesta tuak di rumah keluarga Made Karji yang menggelar
upacara Kepus Pusar. “Taji saya ambil di ruamh, setelah saya emosi,”
kilahnya. 7 k16