NGAWI
– Tenaga Kerja Indonesia (TKI) memang layak disebut pahlawan devisa.
Hal itu bisa dilihat dari jumlah transfer uang asing dari luar Negeri
(remitansi) yang ada di PT Pos Indonesia Ngawi. Dari miliaran rupiah
uang yang masuk, Hongkong menjadi negara yang paling banyak mengirimkan
uang ke Ngawi. ‘’Hampir 50 persen dari Hongkong,’’ kata Kepala Pelayanan
Pos Indonesia Ngawi Hengky Hendratmoko, kemarin (20/4).
Dari data
yang disajikan bulan Oktober-Desember 2015, Hongkong menempati posisi
tertinggi. Rinciannya Rp 1,95 miliar dari total Rp 3,55 miliar pada
Oktober, Rp 1,90 miliar dari total Rp 3,46 miliar pada November. Pada
Desember tahun lalu dengan total Rp 4,19 miliar, Hongkong menyumbang Rp
2,15 miliar. Kemudian, disusul Singapura, Arab Saudi dan Malaysia.
Hengky mengungkapkan, pengguna jasa remitansi masih percaya menggunakan western union
(WU). Meskipun saat ini sudah mulai bermunculan pengiriman uang lewat
transfer rekening bank. Menurut dia, ada sejumlah keunggulan pengiriman
uang lewat wesel ketimbang transfer bank. Di antaranya lebih efisien dan
terjangkau. Dia menjelaskan, pihaknya bekerjasama dengan WU lantaran
sudah berskala Internasional. ‘’Kalau WU kan tersebar di negara-negara
yang ada di luar negeri,’’ ujarnya kepada Jawa Pos Radar Lawu.
Sedangkan,
lanjut dia, perbankan yang ada di Indonesia tidak semuanya ada di luar
negeri. Pun, perbankan yang ada di Indonesia belum semuanya memiliki
unit cabang di daerah pelosok. Penerima yang didominasi masyarakat
pedesaan kesulitan mengambil uang. Lantaran harus ke kota terlebih dulu.
Selain itu, penggunaan jasa WU juga cukup mudah karena tidak perlu
membuat buku rekening layaknya perbankan. ‘’Tinggal mengisi slip
pengiriman yang disediakan, nanti akan dapat nomor MTCN. Nomor itulah
yang digunakan penerima,’’ terangnya.
Meski
begitu, pihaknya masih banyak menerima uang masuk dari luar negeri
dengan presentase 80 persen lebih tinggi ketimbang keluar. Hal itu
dirasa wajar lantaran Ngawi bukanlah kota besar. Dia menjelaskan, hal
berbeda mungkin terjadi di kota-kota besar. Antara uang masuk dan keluar
sama-sama tingginya. ‘’Misalnya di kota besar mungkin ada pekerja dari
luar negerinya. Kalau di Ngawi kan kemungkinannya sangat kecil ada
pekerja luar negerinya,’’ kata Hengky.
Dia
menjelaskan, rata-rata ada dua transaksi pengambilan uang remitansi di
17 unit kantor Pos Ngawi setiap harinya. Saat menjelang Lebaran,
transaksi pengambilan uang remitansi meningkat hingga 45 persen. Pun,
saat memasuki tahun pelajaran baru. Menurut dia, uang yang dikirim itu
untuk keperluan saudaranya yang masih bersekolah. ‘’Kecenderungan
remitansi juga meningkat tahun ini. Tiap bulannya naik sekitar dua
hingga lima persen,’’ paparnya.