Berita Ponorogo
PONOROGO – Selama empat bulan, Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Ponorogo telah menghabiskan anggaran penanggulangan
bencana sebanyak Rp7 miliar. Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni
mengatakan, dengan begitu anggaran penanggulangan bencana untuk tahun
2016 telah habis.
Ipong menambahkan, anggaran penanggulangan bencana untuk Kabupaten Ponorogo sangat terbatas, dibandingkan tingkat kerawanan bencana yang hampir terjadi di seluruh kecamatan.
“Saat ini anggaran penanggulangan bencana sudah habis, padahal ini baru masuk bulan keempat di tahun 2016. Ini kami sedang mencari bantuan anggaran di Pemprov Jawa Timur dan pemerintah pusat, supaya bencana di Ponorogo bisa ditangani dengan baik,” kata dia, seperti dikutip dari Madiun Pos, Senin (2/5/2016).
Meski begitu, Ipong memastikan, seluruh korban bencana yang terjadi di Kabupaten Ponorogo akan ditangani dengan baik. Korban juga akan mendapatkan bantuan dari pemerintah, meskipun bantuan tersebut tidak bisa sepenuhnya meringankan beban mereka.
Mengenai rencana relokasi warga di Desa Talun, Kecamatan Ngebel, karena terus terjadi bencana, hal itu akan dibicarakan dengan pihak yang bersangkutan. Hal ini karena biasanya warga tidak mau ketika diminta untuk berpindah dari kampung halamannya.
“Kami akui, bantuan yang diberikan Pemkab Ponorogo kurang maksimal, karena memang anggarannya minim. Selain menyengsarakan korban, bencana juga merusak sejumlah fasilitas umum, dan itu juga perlu segera diperbaiki,” jelas dia.
Lebih lanjut, Ipong menegaskan, belajar dari pengalaman yang terjadi saat ini, pihaknya akan meningkatkan anggaran penanggulangan bencana pada tahun depan senilai Rp25 miliar. Menurut dia, peningkatan anggaran ini supaya penanganan bencana alam di Ponorogo bisa tertangani dengan baik.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Karyono Rubeda mengatakan, bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Ponorogo tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga merusak sejumlah fasilitas umum.
Dia mencatat ada beberapa infrastruktur bangunan yang rusak diterjang bencana alam yaitu jembatan di Desa Karangpatihan, Balong, bungkal yang putus total setelah diterjang banjir, kerusakan jembatan di Desa/Kecamatan Sawoo, dan lainnya.
Ipong menambahkan, anggaran penanggulangan bencana untuk Kabupaten Ponorogo sangat terbatas, dibandingkan tingkat kerawanan bencana yang hampir terjadi di seluruh kecamatan.
“Saat ini anggaran penanggulangan bencana sudah habis, padahal ini baru masuk bulan keempat di tahun 2016. Ini kami sedang mencari bantuan anggaran di Pemprov Jawa Timur dan pemerintah pusat, supaya bencana di Ponorogo bisa ditangani dengan baik,” kata dia, seperti dikutip dari Madiun Pos, Senin (2/5/2016).
Meski begitu, Ipong memastikan, seluruh korban bencana yang terjadi di Kabupaten Ponorogo akan ditangani dengan baik. Korban juga akan mendapatkan bantuan dari pemerintah, meskipun bantuan tersebut tidak bisa sepenuhnya meringankan beban mereka.
Mengenai rencana relokasi warga di Desa Talun, Kecamatan Ngebel, karena terus terjadi bencana, hal itu akan dibicarakan dengan pihak yang bersangkutan. Hal ini karena biasanya warga tidak mau ketika diminta untuk berpindah dari kampung halamannya.
“Kami akui, bantuan yang diberikan Pemkab Ponorogo kurang maksimal, karena memang anggarannya minim. Selain menyengsarakan korban, bencana juga merusak sejumlah fasilitas umum, dan itu juga perlu segera diperbaiki,” jelas dia.
Lebih lanjut, Ipong menegaskan, belajar dari pengalaman yang terjadi saat ini, pihaknya akan meningkatkan anggaran penanggulangan bencana pada tahun depan senilai Rp25 miliar. Menurut dia, peningkatan anggaran ini supaya penanganan bencana alam di Ponorogo bisa tertangani dengan baik.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Karyono Rubeda mengatakan, bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Ponorogo tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga merusak sejumlah fasilitas umum.
Dia mencatat ada beberapa infrastruktur bangunan yang rusak diterjang bencana alam yaitu jembatan di Desa Karangpatihan, Balong, bungkal yang putus total setelah diterjang banjir, kerusakan jembatan di Desa/Kecamatan Sawoo, dan lainnya.