Sedikitnya 433 korban bencana banjir
bandang Kabupaten Garut menghuni Markas Komando Resort Militer 062
Tarumanagara yang dijadikan pos pengungsian.
"Pengungsi
ditempatkan di aula Korem dalam keadaan baik. Ketersediaan permakanan,
air bersih cukup. Plus bantuan dari masyarakat," kata Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei di Garut.Willem menambahkan, Bupati Garut Rudi Gunawan juga menyiapkan rumah susun berkapasitas 100 orang untuk menampung pengungsi.
Saat ini upaya pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD Jawa Barat, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Hingga Kamis (22/9) pukul 10.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia mencapai 23 orang dan 18 lainnya masih dalam pencarian.
Bantuan berupa makanan siap saji, selimut, tikar, tenda, pakaian sekolah dan kebutuhan anak juga terus disalurkan ke posko darurat. "Dana siap pakai dari pemerintah untuk mendukung operasional tanggap darurat sebesar Rp 400 Juta," kata Willem.
Selain menggencarkan upaya pencarian dan penyelamatan, BNPB masih melakukan kaji cepat dampak kerusakan bencana. Pemetaan dilakukan dengan menerbangkan drone dan memanfaatkan citra satelit beresolusi tinggi bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Informasi Geospasial (BIG), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Banjir bandang dan longsor dipicu hujan deras sejak Selasa (20/9), pukul 19.00 WIB. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat.
Saat ini sebagian banjir sudah surut. Meski demikian, menurut BNPB, bencana ini menunjukkan kondisi daerah aliran sungai di hulu Sungai Cimanuk sudah rusak dan kritis.