Sabtu, 11 Februari 2017

Bupati Trenggalek Desak Percepat Penanganan Longsor Jalan Nasional


info mediaTrenggalek - Pemkab Trenggalek mendesak pemerintah pusat segera mengambil langkah terkait tanah longsor yang terus menerus terjadi di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo.

"Hari ini tadi kami menemui langsung Pak Ahmad Gani Ghazali, selaku Direktur Pembangunan, Ditjen Binamarga, Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) di Jakarta," kata Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, Jumat (10/2/2017).

Dalam kesempatan itu, Emil memaparkan sejumlah usulan pengananan tebing longsor yang sering terjadi di KM 16 dan 17 jalur Trenggalek-Ponorogo. Pihaknya juga menyampaikan hasil kajian yang dilakukan Pemkab Trenggalek bersama para ahli dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Universitas Gadjah Mada, PVMBG serta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa
Timur.

"Kami paparkan lengkap, mulai dari hasil identifikasi penyebab longsor, termasuk tata guna lahan di atas tebing serta perlunya penguatan bawah jalan. Kami punya usul dua opsi," ujarnya.

Usulan pertama adalah penguatan tebing dan tetap mempertahankan posisi ruas jalan pada posisi semula. Sedangkan opsi kedua adalah dengan menggeser badan jalan ke arah selatan, tepat di titik paling rawan di KM 17.

Hal tersebut penting dilakukan agar memiliki cukup ruang untuk memasang "bore pile" dan menyusun penguatan tebing dengan kemiringan yang relatif lebih landai.

"Usulan saya tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan para pakar di bidangnya. Nantinya untuk pemerintah kabupaten akan fokus menangani kondisi tata guna lahan di atas tebing, di Desa Gading," imbuh Emil.

Pihaknya mengaku, pemerintah pusat merespon baik atas masukan yang diberikan Pemkab Trenggalek. Bahkan saat ini Ditjen Bina Marga telah membentuk tim khusus untuk mematangkan rencana stabilisasi lereng di titik paling rawan longsor di ruas Trenggalek-Ponorogo.

"Untuk penanganan kelihatannya mengerucut pada upaya stabilisasi lereng atau tebing yang ada di kawasan rawan longsor," katanya kepada detikcom melalui pesan elektronik.

Sebelumnya, jalur utama Trenggalek-Ponorogo berulang kali mengalami tanah longsor. Tebing dengan ketinggian lebih dari 50 meter ambrol dan menutup ruas jalan nasional, dengan material longsor berupa tanah dan bebatuan.

Ruas jalan Trenggalek-Ponorogo merupakan akses penting bagi perekonomian di wilayah pesisir selatan Jawa Timur bagian barat. Mengingat jalan tersebut bukan hanya penghubung antar kabupaten, namun juga penghubung antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar