info media
MADIUN - Batalyon Infanteri Para Raider
501/Bajra Yudha Madiun melakukan simulasi penanganan teroris di Kantor
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Madiun yang terletak di Jalan
Pahlawan, Kota Madiun, Jawa Timur.
Komandan Batalyon Infateri Para Raider 501/BY Madiun, Letkol Infanteri Teadi Aulia Mulauji, Kamis (28/7/2016) mengatakan, simulasi yang dilakukan pada Rabu tersebut bertujuan untuk menguji kemampuan para raider dalam membebaskan tawanan dari teroris.
"Sebelumnya, Yonif 501 hanya melakukan lintas udara khusus penerjunan. Namun sekarang ditambah kemampuannya dengan kemampaun raider yang dibekali kualifikasi khusus yang namanya Gultor atau penanggulangan teroris," ujar Teadi kepada wartawan.
Menurutnya, simulasi dilakukan seolah-olah kantor BRI setempat dikuasai oleh teroris yang memiliki senjata api. Para teroris tersebut juga diibaratkan menyadera karyawan dan nasabah bank.
Kemudian, pasukan Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha Madiun datang melakukan penyerangan dan berusaha menguasai kembali aset negara yang sempat dikuasai teroris. Setelah terjadi baku tembak, teroris berhasil dilumpuhkan dan para sandera juga diselamatkan.
Simulasi berjalan lancar, bahkan para nasabah bank sempat ketakutan karena dikira benar-benar serangan teroris ataupun perampok bank.
"Saya benar-benar takut. Saat itu saya sedang berada di kasir, tiba-tiba ada tembakan. Ada yang bilang rampok dan saya langsung bersembunyi di toilet karena takut terkena tembakan," kata seorang nasabah setempat, Yunarti, seusai simulasi.
Hal yang sama juga dialami oleh para nasabah lainnya. Mereka baru sadar jika kejadian itu hanya simulasi setelah banyak para pengunjung yang melakukukan foto atau "selfie" dengan para raider.
Tidak hanya dengan pasukan raider, para nasabah juga berfoto di sekitar alutsista yang dibawa dalam simulasi tersebut.
Setelah simulasi selesai, pelayanan transaksi keuangan di BRI Cabang Madiun kembali normal seperti biasa.
Komandan Batalyon Infateri Para Raider 501/BY Madiun, Letkol Infanteri Teadi Aulia Mulauji, Kamis (28/7/2016) mengatakan, simulasi yang dilakukan pada Rabu tersebut bertujuan untuk menguji kemampuan para raider dalam membebaskan tawanan dari teroris.
"Sebelumnya, Yonif 501 hanya melakukan lintas udara khusus penerjunan. Namun sekarang ditambah kemampuannya dengan kemampaun raider yang dibekali kualifikasi khusus yang namanya Gultor atau penanggulangan teroris," ujar Teadi kepada wartawan.
Menurutnya, simulasi dilakukan seolah-olah kantor BRI setempat dikuasai oleh teroris yang memiliki senjata api. Para teroris tersebut juga diibaratkan menyadera karyawan dan nasabah bank.
Kemudian, pasukan Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha Madiun datang melakukan penyerangan dan berusaha menguasai kembali aset negara yang sempat dikuasai teroris. Setelah terjadi baku tembak, teroris berhasil dilumpuhkan dan para sandera juga diselamatkan.
Simulasi berjalan lancar, bahkan para nasabah bank sempat ketakutan karena dikira benar-benar serangan teroris ataupun perampok bank.
"Saya benar-benar takut. Saat itu saya sedang berada di kasir, tiba-tiba ada tembakan. Ada yang bilang rampok dan saya langsung bersembunyi di toilet karena takut terkena tembakan," kata seorang nasabah setempat, Yunarti, seusai simulasi.
Hal yang sama juga dialami oleh para nasabah lainnya. Mereka baru sadar jika kejadian itu hanya simulasi setelah banyak para pengunjung yang melakukukan foto atau "selfie" dengan para raider.
Tidak hanya dengan pasukan raider, para nasabah juga berfoto di sekitar alutsista yang dibawa dalam simulasi tersebut.
Setelah simulasi selesai, pelayanan transaksi keuangan di BRI Cabang Madiun kembali normal seperti biasa.