info mediaPerjalanan hidup Wahyono, seorang buruh tani asal Dukuh Pakel, RT 02,
RW 01, Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo memang sangat
menyedihkan banyak pihak.
Wahyono saat ini hanya bisa terkulai lemas di atas tempat tidur. Pasalnya, saat ini dia sudah tidak beraktifitas normal layaknya orang pada umumnya.
Setelah menjalani 5 kali operasi akibat berbagai penyakit yang dia derita, kini Wahyono sudah tak punya biaya lagi untuk melanjutkan operasi yang ke enam. “Mau gimana lagi mas, kami sudah tidak ada lagi biaya untuk operasi ke enam,” ujar Wahyono, Rabu (29/6).
Dia lalu menceritakan awal mulanya mengalami nasib malang hingga keadaan seperti yang ia alami sekarang. Pada awalnya ia mengalami sakit diperutnya dan didiagnosa menderita ambeien. “Waktu itu kami harus mengeluarkan dana sebesar Rp.7.000 000,00 untuk operasi,” tambahnya.
Belum sembuh total dari operasi pertama, Wahyono harus menjalani operasi keduanya. Kali ini, dia diagnosa menderita penyakit usus buntu. “Saat menderita usus buntu kami harus menghabiskan dana sebesar Rp.15.000 000,00 untuk biaya operasi,” jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Wahyono didiagnosa mengalami benjolan pada bagian ususnya. “Untuk mengangkat benjolan di usus kami harus menghabiskan biaya sebesar Rp.25.000 000,00,” urainya.
Malang tak dapat ditolak, usai mengangkat benjolan di ususnya, Wahyono kemudian didiagnosa ususnya bocor. Dan tentunya untuk operasi tersebut memerlukan biaya besar. “Agar usus kami tidak bocor, kami harus menghabiskan dana sebesar Rp.10.000 000,00 ” ungkapnya.
Sementara itu, setelah diadakan operasi ke empat, kini di dalam tubuh Wahyono tumbuh benjolan pada bagian usunya. “Akibat benjolan di usus, kami harus melakukan operasi lagi serta rawat-jalan selama dua bulan dan menghabiskan biaya sebesar Rp.5.000 000,00 lebih,” ucapnya lirih.
Suami dari Tumini ini hanya bisa pasrah merenungi nasibnya karena saat ini dia sudah kehabisan dana setelah operasi yang kelima kalinya.
Selain harus mencari biaya untuk berobat, Wahyono juga harus menafkahi ketiga anaknya untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Sedihnya lagi dia tidak termasuk dalam data penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dia berharap ada pihak terkait ikut meringankan beban hidupnya. “Mudah-mudahan nanti ada orang yang mau membantu kami
Wahyono saat ini hanya bisa terkulai lemas di atas tempat tidur. Pasalnya, saat ini dia sudah tidak beraktifitas normal layaknya orang pada umumnya.
Setelah menjalani 5 kali operasi akibat berbagai penyakit yang dia derita, kini Wahyono sudah tak punya biaya lagi untuk melanjutkan operasi yang ke enam. “Mau gimana lagi mas, kami sudah tidak ada lagi biaya untuk operasi ke enam,” ujar Wahyono, Rabu (29/6).
Dia lalu menceritakan awal mulanya mengalami nasib malang hingga keadaan seperti yang ia alami sekarang. Pada awalnya ia mengalami sakit diperutnya dan didiagnosa menderita ambeien. “Waktu itu kami harus mengeluarkan dana sebesar Rp.7.000 000,00 untuk operasi,” tambahnya.
Belum sembuh total dari operasi pertama, Wahyono harus menjalani operasi keduanya. Kali ini, dia diagnosa menderita penyakit usus buntu. “Saat menderita usus buntu kami harus menghabiskan dana sebesar Rp.15.000 000,00 untuk biaya operasi,” jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, Wahyono didiagnosa mengalami benjolan pada bagian ususnya. “Untuk mengangkat benjolan di usus kami harus menghabiskan biaya sebesar Rp.25.000 000,00,” urainya.
Malang tak dapat ditolak, usai mengangkat benjolan di ususnya, Wahyono kemudian didiagnosa ususnya bocor. Dan tentunya untuk operasi tersebut memerlukan biaya besar. “Agar usus kami tidak bocor, kami harus menghabiskan dana sebesar Rp.10.000 000,00 ” ungkapnya.
Sementara itu, setelah diadakan operasi ke empat, kini di dalam tubuh Wahyono tumbuh benjolan pada bagian usunya. “Akibat benjolan di usus, kami harus melakukan operasi lagi serta rawat-jalan selama dua bulan dan menghabiskan biaya sebesar Rp.5.000 000,00 lebih,” ucapnya lirih.
Suami dari Tumini ini hanya bisa pasrah merenungi nasibnya karena saat ini dia sudah kehabisan dana setelah operasi yang kelima kalinya.
Selain harus mencari biaya untuk berobat, Wahyono juga harus menafkahi ketiga anaknya untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Sedihnya lagi dia tidak termasuk dalam data penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dia berharap ada pihak terkait ikut meringankan beban hidupnya. “Mudah-mudahan nanti ada orang yang mau membantu kami