Kamis, 28 April 2016

Wanita cantik asal Ponorogo ini Pembuat Kamus Bahasa Jawa di Android




Alumnus Prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang (Unnes), Nuring Dyah Rahmadani (23) membuat kamus Jawa-Indonesia Indonesia-Jawa berbasis sistem operasi Android. Kamus dengan fitur pelafalan itu dia ciptakan dengan cara belajar lewat Youtube.




GADIS kelahiran Ponorogo, Jawa Timur itu gelisah ketika mendengar anak sekolah dasar tak bisa mengucapkan kata dalam bahasa Jawa secara benar. Padahal, dalam ilmu bahasa, salah pengucapan berarti salah pemaknaan.
Lebih-lebih, gadis buah pasangan Daim Subekti dan Nanik Haryani itu menganggap, kelak anak-anak itulah yang bakal meneruskan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu.
Kata yang sering salah diucapkan seperti wedi(takut) diucapkan menjadi wedhi(pasir), delok(lihat) menjadi dhelok (sebentar), dan tutuk (mulut) jadi thuthuk (pukul). Tak hanya itu, dalam berbagai kesempatan, dia juga kerap mendengar orang-orang meminta maaf tak bisa berbicara dalam bahasa Jawa ketika diminta menggunakannya.
”Padahal jika berbicara dalam kehidupan sehari-hari menggunakan ragam ngoko, mereka bisa,” kata Nuring. Berbagai kegelisahan itulah yang memicu dirinya membuat kamus bahasa Jawa.
Namun masalah datang ketika dia ingin tak hanya kosakata yang ada di kamus, tetapi juga cara pelafalannya. Kamus yang ingin dia ciptakan juga bukan berupa kamus konvensional berwujud cetak, namun dapat diinstal dalam telepon pintar atau perangkat tablet. Nuring tak patah arang.
Sadar bukan ahli teknologi informasi, gadis yang semasa mahasiswa giat belajar pranatacara itu belajar dari media sosial Youtube. ”Saya mulai bertanya kepada teman dan membuka internet terutama Youtube.
Di sana ada tutorial yang sangat berguna bagi saya untuk belajar membuat aplikasi ini,” ujarnya. Mula-mula kamus tersebut merupakan pelengkap syarat kelulusan Nuring menyelesaikan studi di prodinya.
Mulai pertengahan 2015, skripsinya yang berjudul ”Pengembangan Kamus Umum Jawa-Indonesia Indonesia-Jawa berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android” itu diselesaikan dalam waktu tujuh bulan. Nuring dibimbing dosen di jurusan yang sama, Sucipto Hadi Purnomo dan Joko Sukoyo.
Inventarisasi Kata
Keputusan membuat kamus di Android juga bukan tanpa sebab. Nuring melihat fenomena orang sulit berbahasa Jawa itu berbading terbalik dengan realitas semakin banyak yang menggenggam telepon pintar maupun perangkat tablet.
Dia lantas membayangkan kamus yang ia namai Jawa- Indonesia Elektronik itu bisa dibenamkan di setiap perangkat yang mereka pegang.
”Jadi, setiap ada kesulitan ingin berkata apa, orang-orang bisa langsung membuka aplikasi.” Setelah merancang berbagai hal yang dibutuhkan, hal pertama yang dia siapkan adalah melakukan inventarisasi kata apa saja yang bakal dimasukkan ke direktori kamus digital itu. ”Ini bagian yang sangat melelahkan.
Saya harus memasukkan ribuan kata dalam bahasa Jawa dan mengecek artinya dalam bahasa Indonesia, juga sebaliknya. Tidak boleh keliru,” katanya. Untuk itu, dalam inventarisasi, dia kerap dibantu teman-temannya.
Hingga diluncurkan oleh Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman dan Gubernur Ganjar Pranowo pada 20 April lalu, kamus memiliki 3.000 kata yang meliputi bahasa Jawa ragam ngoko, krama, dan bahasa Indonesia.
Suara pelafalan kata yang ada di kamus adalah suaranya sendiri. Fitur pelafalan tentu sangat berguna bagi siapa pun yang ingin mengetahui cara pengucapan yang benar.
”Saya merekam suara saat malam hari, biar tidak ada suara berisik yang mengganggu.” Di tengah perjuangan menyelesaikan kamus, hambatan datang dari keluarga. Nuring menceritakan sang bapak menyatakan tak mampu lagi membiayai kos di Semarang.
Dia tak patah semangat. Meski tak lagi tinggal di kos, dia tetap melakukan proses pembimbingan dengan pergi-pulang naik sepeda motor selama enam jam perjalanan dari Ponorogo ke Semarang. Keterbatasan ekonomi keluarga pula yang mendorongnya segera mengajar pada salah satu SMK di wilayahnya, setelah wisuda pada Maret lalu.
Keterbatasan pendanaan juga membuat kamus belum dapat diunduh secara bebas di PlayStore. Kamus ciptaan Nuring baru bisa diunduh secara manual dengan cara mengopi lewat perangkat komputer.
”Saya sadar kamus ini masih perlu dikembangkan. Ke depan, kosakata perlu ditambah, termasuk jika memungkinkan tambahan fitur bahasa Kawi,


Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar