PEKAN lalu,
Indonesia kembali berduka dengan digelarnya sebuah pengadilan mengenai berbagai
siksaan yang diterima oleh seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia
yang bekerja di Singapura. TKW itu mengatakan bahwa majikan perempuannya telah
memukuli tubuh, wajah dan kepalanya dengan menggunakan palu.
Hal ini
sungguh sangat ironi dan berkebalikan dengan adab yang ditunjukkan oleh
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallaam bersama budak dan pelayannya. Tak
seorangpun yang mampu menandingi beliau dalam memperlakukan mereka.
Beliau sama
sekali tidak memandang mereka sebagai pembantu semata. Bahkan, beliau sangat
apresiatif kepada mereka, memahami perasaan mereka, mengakui hak-hak mereka,
dan menghargai pendapat mereka.
Beliau
menganjurkan agar mereka diperlakukan dengan baik. Beliau menuturkan bahwa,
"Budak
dan pembantu kalian adalah saudara-saudara kalian. Allah menjadikan mereka
berada di bawah kekuasaan kalian. Barang siapa yang saudaranya berada di bawah
kekuasaannya, hendaklah ia memberi makan seperti yang ia makan dan memberi
pakaian seperti yang ia pakai. Jangan bebani mereka melebihi kemampuan, atau
bantulah jika kalian memberi mereka beban lebih."
Islam telah
menawarkan konsep baru tentang status pembantu yang jelas-jelas berbeda dengan
konsep Jahiliah sebelumnya. Ini karena Islam sangat menghormati manusia,
satu-satunya makhluk termulia di jagat raya ini.
Semoga kita
pun serupa, mampu memperlakukan para asisten rumah tangga dengan sebaik-baiknya
sebagaimana yang Rasul contohkan