Sabtu, 30 April 2016

Janda Tua Sebatang Kara Ini Hidup Di kandang Kambing


Ilustrasi potret kemiskinan
Seorang janda tua tanpa anak di Jember, harus rela tinggal dan berbagi ruangan dengan kambing. Ruangan berukuran 4 x 5 meter ini, selain berfungsi sebagai kandang, juga sebagai tempat tinggalnya dan juga dapur sederhananya. Kondisi kandang pun, sudah jauh dari kata layak dan bersih. Jika hujan turun, dirinya harus rela berbasah basah. Selain hembusan angin yang dia rasakan setiap hari, ular pun kerap masuk ke dalam tempat tinggalnya.

Kemiskinan masih menjadi masalah yang belum terpecahkan di Indonesia. Potret warga miskin, salah satunya bisa dilihat di Dusun Sumberlanas Timur, Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo, Jember.
 
Seneja, janda tua miskin tanpa anak ini dan berusia 75 tahun, hidup memprihatinkan. Janda yang telah ditinggal mati suaminya dua tahun silam, terpaksa berbagi tempat dengan tiga ekor kambing.
 
Ruangan berukuran 4 x 5 meter ini, selain dijadikan kandang, juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan memasak setiap harinya. Gentingnya pun berlubang dan tertata tak beraturan. Dinding yang terbuat dari anyaman bambu berlubang dimana-mana. Bahkan beberapa diantaranya dijadikan lubang tempat keluar masuk kambing. Tak ayal jika hujan turun, Seneja harus merasakan dinginnya air hujan. Tak jarang pula, ular pun kerap masuk ke dalam.
 
Tiga ekor kambing yang hidup bersamanya, bukanlah kambing miliknya. Namun milik seorang warga, yang menitipkan kepada nenek Seneja, agar dirawat. Upah yang diterima pun, menunggu hasil dari penjualan kambing jika nantinya dijual oleh pemiliknya.
 
Ironisnya, meski termasuk golongan warga miskin, dirinya tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Beras warga miskin yang digelontorkan pemerintah dan kartu jaminan kesehatan, tak pernah didapatkannya.
 
Aktivitas nenek Seneja, setiap harinya, mencari rumput untuk di berikan kepada kambing, dan itu pun hanya rumput di sekitaran tempat tinggalnya.
 
Kondisi nenek Seneja ini mendapat perhatian dari warga sekitar dan kepala dusun setempat. Sebagai Kepala Dusun, Hasan Basri, dengan segala upaya, mencarikan bantuan beras dari warga di sekitarnya. Namun untuk pengurusan Kartu Jaminan Sosial dan raskin, Hasan Basri tak dapat berbuat banyak, karena nenek seneja, tidak mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) yang merupakan salah satu syarat pendataan warga miskin mendapat bantuan dari pemerintah.
 
Setiap harinya, beberapa warga memberikan bantuan ala kadarnya, berupa beras atau pun makanan untuk nenek Seneja. Itulah salah satu potret kemiskinan yang hingga saat ini masih banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar