Ponorogo – Apes dialami Oktafian Zindi Mastura, mahasiswi jurusan
Teknik Informatika Unmuh Ponorogo. Dia dihipnotis pada Selasa (1/3).
Mahasiswi 21 tahun ini harus kehilangan perhiasan emas senilai sekitar
Rp 25 juta yang melekat di tubuhnya. ‘’Kejadiannya waktu saya membeli
susu di pusat perbelanjaan. Sesampainya di kos, ternyata perhiasan saya
sudah nggak ada. Total kerugian sekitar Rp 25 juta,’’ terang Zindi
kepada Jawa Pos Radar Ponorogo, kemarin (2/3).
Nasib malang Zindi bermula setelah pulang kuliah. Sekitar pukul 12.00, dia memacu motornya ke salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Juanda Ponorogo. Mahasiswi semester delapan itu berniat membeli susu kesehatan tulang untuk neneknya. Saat asyik memilih barang belanjaan, tepatnya di stankecap, tiba-tiba muncul lelaki muda. Dia sempat menyenggol tubuh Zindi dan bertanya tentang ukiran zaman dahulu. ‘’Waktu laki-laki itu tanya, saya bilang nggak tahu. Terus ada bapak yang ikut nimbrung dan membahas ukiran itu,’’ paparnya.
Tidak menghiraukan obrolan keduanya, Zindi pun bergegas menuju kasir.
Ternyata lelaki muda dan bapak tua itu ternyata mengikuti Zindi hingga
ke kasir. Entah terhipnotis atau terkena bujuk rayu, Zindi mengikuti
keduanya saat diajak ke salah satu foodcourt. ‘’Kayaknya di foodcourt
itu lama, ya sekitar 30 menit. Tapi saya lupa yang diobrolin, hanya
seingat saya dia sempat mengeluarkan barang dan mencelupkan ke air.
Tiba-tiba airnya merah,’’ jelas Zindi.
Zindi yakin tidak makan maupun minum di foodcourt itu. Dia hanya ngobrol, setelah itu pamit pulang dan menuju area parkir. Ternyata keduanya masih mengikuti Zindi. Obrolan pun berlanjut di parkiran. Selepas itu, Zindi keluar area parkir dan bertemu dengan temannya. ‘’Sempat ngobrol dengan teman, ya biasa saja. Terus saya pulang ke kos di Jalan Sekar Putih,’’ terangnya.
Sesampai di kos dan berniat menonton televisi, Zindi dibuat kaget karena mendapati perhiasan yang melekat di tubuhnya hilang. Seperti gelang 10 gram, kalung plus liontin 15 gram, anting-anting tiga gram dan tiga cincin masing-masing 3 gram. Dia juga buru-buru mengecek dompetnya, surat perhiasannya lenyap. ‘’Saya langsung mendatangi pusat perbelanjaan itu, ternyata nggak ketemu sama dua lelaki tersebut. Terus saya lapor ke polsek kota,’’ terangnya.
Zindi pun menghubungi orang tuanya, Misranto yang berdomilisi Desa/Kecamatan Slahung. Orang tua Zindi pun langsung mendampingi putrinya ke polsek. Tidak berapa lama, polisi, korban dan orang tuanya mendatangi pusat perbelanjaan dan meminta salinan rekaman CCTV. ‘’Sempat dilihat rekaman CCTV-nya memang ada dua lelaki yang mencurigakan dekat saya,’’ katanya.
Kejadian yang menimpanya membuat Zindi trauma. Dia khawatir membawa barang belanja atau pergi sendirian. Dia berharap pelaku bisa segera ditangkap agar tindak kejahatannya tidak merugikan orang banyak. ‘’Ya sekarang lebih hati-hati, sampai-sampai mau bawa laptop ke kampus saja saya sempat waswas,’’ jelasnya.
Sumber : Radar Madiun
Nasib malang Zindi bermula setelah pulang kuliah. Sekitar pukul 12.00, dia memacu motornya ke salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Juanda Ponorogo. Mahasiswi semester delapan itu berniat membeli susu kesehatan tulang untuk neneknya. Saat asyik memilih barang belanjaan, tepatnya di stankecap, tiba-tiba muncul lelaki muda. Dia sempat menyenggol tubuh Zindi dan bertanya tentang ukiran zaman dahulu. ‘’Waktu laki-laki itu tanya, saya bilang nggak tahu. Terus ada bapak yang ikut nimbrung dan membahas ukiran itu,’’ paparnya.
Zindi yakin tidak makan maupun minum di foodcourt itu. Dia hanya ngobrol, setelah itu pamit pulang dan menuju area parkir. Ternyata keduanya masih mengikuti Zindi. Obrolan pun berlanjut di parkiran. Selepas itu, Zindi keluar area parkir dan bertemu dengan temannya. ‘’Sempat ngobrol dengan teman, ya biasa saja. Terus saya pulang ke kos di Jalan Sekar Putih,’’ terangnya.
Sesampai di kos dan berniat menonton televisi, Zindi dibuat kaget karena mendapati perhiasan yang melekat di tubuhnya hilang. Seperti gelang 10 gram, kalung plus liontin 15 gram, anting-anting tiga gram dan tiga cincin masing-masing 3 gram. Dia juga buru-buru mengecek dompetnya, surat perhiasannya lenyap. ‘’Saya langsung mendatangi pusat perbelanjaan itu, ternyata nggak ketemu sama dua lelaki tersebut. Terus saya lapor ke polsek kota,’’ terangnya.
Zindi pun menghubungi orang tuanya, Misranto yang berdomilisi Desa/Kecamatan Slahung. Orang tua Zindi pun langsung mendampingi putrinya ke polsek. Tidak berapa lama, polisi, korban dan orang tuanya mendatangi pusat perbelanjaan dan meminta salinan rekaman CCTV. ‘’Sempat dilihat rekaman CCTV-nya memang ada dua lelaki yang mencurigakan dekat saya,’’ katanya.
Baca juga: Polisi memburu dan mengejar pelaku hipnotis berbekal rekaman CCTV
Kemana polantas nya sampai walikota atur lalu lintas sendiri
Kemana polantas nya sampai walikota atur lalu lintas sendiri
Kejadian yang menimpanya membuat Zindi trauma. Dia khawatir membawa barang belanja atau pergi sendirian. Dia berharap pelaku bisa segera ditangkap agar tindak kejahatannya tidak merugikan orang banyak. ‘’Ya sekarang lebih hati-hati, sampai-sampai mau bawa laptop ke kampus saja saya sempat waswas,’’ jelasnya.
Sumber : Radar Madiun