Ibu dari satu orang anak ini didiagnosa gagal ginjal saat menjalani pemeriksaan di Shin Kong Hospital Taipei City, Februari 2016. Selama berada di Taiwan, Supiani sudah menjalani dua belas kali cuci darah semenjak 27 Februari lalu. Sekali cuci darah, diperlukan waktu setidaknya 4 jam dan dilakukan pada setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu atau tiga kali dalam seminggu.
Cuci darah terakhir di Taiwan dilakukan Selasa (15/3/2016), sebelum dipulangkan ke tanah air, Kamis (17/3/2016). “Saya tiba di Bandara Juanda sekitar 23.30 WIB, langsung pulang ke rumah bersama dengan Pak Agus (Kepala UPTP3TKI Jawa Timur) dan Pak Jumadi (Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri),” ujar Supiani.
Supiani mengatakan, gejala awal gagal ginjal mulai dirasakan sejak Januari lalu, dan puncaknya terjadi pada Februari. “Gejala awal yang saya rasakan adalah perut merasa mual dan setiap makan selalu muntah. Saya juga pernah tidak sadarkan diri,” jelasnya.
Praktis dengan kondisi ini, Supiani hanya mengandalkan pendapatan dari suami yang bekerja sebagai buruh serabutan.
Perempuan kelahiran Kediri, 11 Juli 1987 ini berangkat melalui PPTKIS PT Dharmakerta Rahardja yang berada di kota Malang dan di Taiwan disalurkan oleh agency Jaya Resources CO, LTD Mindy Chiu dan bekerja sebagai pekerja rumah tangga.
Sementara itu, Direktur Utama PT Dharmakerta Rahardja Eddy Widarto mengatakan, pihaknya telah membantu proses pengurusan BPJS Kesehatan untuk kelas I sebesar Rp 60 ribu dan sudah dibayar selama 1 tahun.
Eddy menambahkan, pihaknya juga telah memberitahu pihak keluarga terhadap seluruh proses yang dialami Supiani. Termasuk untuk keperluan proses asuransi dari PT Astindo.
Pemerintah sendiri melalui Kementrian Ketenagakerjaan juga sudah memastikan seluruh hak Supiani telah terpenuhi. Kementerian Ketenagakerjaan juga mengutus Lily Pudjiastuti salah satu stafnya untuk mendatangi rumah Supiani, sekaligus memberikan santunan dari pemerintah.
“Seluruh proses untuk hak Supiani sudah berjalan dengan baik, termasuk kewajiban PPTKIS. PT juga sudah bersedia membantu pembayaran BPJS Kesehatan selama satu tahun untuk kelas I,” katanya.
BPJS Kesehatan ini selanjutnya akan digunakan untuk proses cuci darah Supiani di salah satu rumah sakit di Kediri