Rabu, 24 Februari 2016

Sadar akan di rampok ketkika di datangi dua orang yang bercadar

Jetis - Tepat di atas sikut lengan kanan Dentar Eka Pratama, luka sabetan parang Sudi, perampok yang mengincar sekilo emas milik orang tuanya tersebut membekas. Dia tampak kesulitan menggerakkan lengan kanannya itu saat ditemui, kemarin (23/2). Bahkan, untuk membalas jabat tangan polisi yang datang harus dibantu dengan tangan kiri. Maklum, luka sabetan yang dideritanya cukup dalam. Butuh 20 jahitan agar lukanya tertutup. Kedua telapak kaki Dentar juga terluka akibat terkena aspal. Dia memang sempat berduel dengan seorang dari empat kawanan perampok yang beraksi di rumah orang tuanya di Desa Josari, Jetis. ‘’Kebetulan saya ikut ibu ke pasar. Biasanya ayah yang menemani,’’ kata remaja 19 tahun itu.
Artikel terkait : Perampokan Emas Di Josari Jetis Ponorogo, Tiga Dari empat Pelaku Kabur
Tak urung, Dentar terlibat dalam aksi perampokan yang baru saja dialaminya tersebut. Kebetulan dia menjadi sopir menemani ibunya berjualan di Pasar Bungkal. Keduanya tidak sendirian. Agus Hariyadi, 36, yang masih kerabat dekat juga turut membantu. Mereka berangkat satu mobil mengendarai Honda CRV AE 1668 SI. Dentar tak mengira bakal dibuntuti penjahat sepulang berjualan dari Pasar Bungkal. Tak urung, dia dan Agus santai melangkah keluar mobil menuju rumah saat sudah berada di garasi. Sedang, ibunya keluar belakangan. ‘’Saat dua orang pelaku datang dengan penutup wajah saya langsung paham ini perampokan,’’ ujaranya sembari menyebut langsung berteriak minta tolong.






Agus yang membawa tas berisi sekilo emas tersebut langsung menjadi sasaran dua orang perampok yang bertugas menjadi pemetik. Dentar dan Agus sempat mempertahankan tas saat ditarik pelaku. Sayang, tali tas terputus. Pelaku juga sempat mengancam dengan mengacungkan parang sepanjang 50 sentimeter yang dibawa masing-masing. Dentar dan Agus baru berani mengejar setelah pelaku melarikan diri menuju dua orang temannya yang sudah menunggu di atas sepeda motor. ‘’Yang dua menunggu di depan pintu gerbang sana,’’ paparnya.

Kedua mata Dentar langsung tertuju pada tumpukan batu bata di halaman samping rumah orang tuanya itu. Tanpa berpikir panjang, batu bata langsung dilemparkan pada tersangka. Sasarannya, tentu yang membawa kabur tas berisi perhiasan emas seharga Rp 250 juta itu (dengan asumsi Rp 250 ribu satu gram emas). Lemparannya tepat mengenai kepala bagian belakang tersangka yang membonceng di sepeda motor Suzuki Satria itu. Akibatnya, tersangka langsung jatuh ke belakang dari sepeda motor. Tas hasil rampasan juga turut terjatuh. ‘’Dia (tersangka) langsung berdiri lagi dan lari ke barat mengejar temannya yang kabur,’’ terangnya.

Tersangka kembali mengambil tas hasil rampasan dan berlari ke arah barat. Dentar sempat mendengar tersangka memanggil temannya dan meminta untuk kembali menjemputnya. Namun, teman tersangka tak menggubris dan malah makin tancap gas. Dentar, Agus serta dibantu tetangga kanan kiri kembali melempari tersangka dengan batu hingga kembali jatuh beberapa meter ke depan. Tersangka lantas meninggalkan tas hasil rampasan tersebut. Namun, dia kembali mencoba menyelamatkan diri kendati langkah kakinya mulai terhuyung. ‘’Orangnya kuat. Sudah dipukuli berkali-kali tetap saja masih kuat berdiri dan berjalan,’’ ungkapnya.

Warga yang datang takut mendekat lantaran tersangka enggan menjatuhkan parang yang dipegangnya. Dentar berganti menggunakan kayu dari ranting pohon untuk memukul korban. Sasarannya tangan kanan tersangka agar parang tersebut jatuh. Benar saja, pukulannya membuat parang itu jatuh. Nahas, tersangka kembali mengambil senjatanya itu dan menghempaskan pada Dentar yang hendak mendekat. Akibatnya, Dentar mengalami luka iris sepanjang 20 sentimeter di lengan kanan. ‘’Saya mundur. Tapi warga yang lain bergantian memukul menggunakan alat seadanya,’’ tuturnya.

Warga sempat meminta tersangka menjatuhkan parang yang dipegangnya. Namun, tersangka menolak dengan alasan bakal mati dikeroyok warga jika senjatanya ditanggalkan. Aksi pemukulan warga berlangsung hingga pinggir Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek yang berajarak sekitar 500 meter dari lokasi. Tersangka bertahan dari pukulan dan lemparan warga dengan tetap berjalan terhuyung-huyung. Aksi massa berakhir setelah tersangka dilumpuhkan petugas Polsek Jetis yang merangsek datang. ‘’Setelah senjata direbut warga kembali menghajar tersangka sebelum dinaikkan ke dalam mobil,’’ pungkas Denta.
sumber :radarmadiun.co.id
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar