Ponorogo - Hujan yang mengguyur Ponorogo semalam mengakibatkan jembatan penghubung antara desa Karangpatihan kecamatan Balong dengan Desa Ilo-ilo Kecamatan Slahung, Ponorogo, Jawa Timur putus (11/02/2016). Jembatan yang terletak di salah satu anak sungai yang termasuk dalam Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo itu putus setelah datangnya banjir kiriman dari pegunungan Rajeg Wesi.
Jembatan tersebut diduga putus karena pondasinya tidak kuat menyangga tekanan air akibat sumbatan rumpun bambu yang hanyut terbawa banjir.
Sebelumnya, warga sebenarnya sudah berupaya membersihkan rumpun bambu tersebut, namun karena hujan yang turun membuat upaya itu terhenti.
Akibat sumbatan rumpun bambu, air sempat meluap dan membanjiri pekarangan warga. Akhirnya karena tidak kuat menahan beban jembatanpun putus.
Kerugian
Danramil 09/0802 Balong, Kapt. Inf Sakat menjelaskan, hujan yang mengguyur sejak semalam mengakibatkan meluapnya air Sungai Glodak yang mengalir di antara dua desa.
Kondisi jembatan sendiri menurut Sakat, masih dalam kondisi layak, namun derasnya arus sungai hingga menyeret rumpun bambu yang kemudian menerjang dan tersangkut jembatan.
"Itu karena tidak kuat akhirnya putus jembatan," kata Sakat, Kamis (11/2/2016).
Dirinya kemudian menginstruksikan jajarannya untuk segera mengambil langkah antisipasi bagi warga.
"Tadi kita sudah koordinasi dengan pihak terkait membuat tanda di lokasi, tadi BPBD juga sudah kita koordinasi, jalur juga sudah kita alihkan ke Desa Sumberejo, sampai malam kita akan terus pantau," tambah pria berpangkat kapten ini.
Kerugian akibat kejadian ini diperkirakan mencapai Rp 500 juta. Selain itu perekonomian warga dua desa di dua kecamatan ini juga terancam.
Menurut Samsul (23), warga desa Ngilo Ilo, putusnya jembatan sepanjang 10 meter dan lebar 4 meter ini, membuat warga yang hendak melintas harus memutar melalui jalan desa lain yang lebih jauh.
"Itu di sana banyak pedagang, ada yang pedagang kambing dan itu ke pasar, harus putar 7 Km," terang Samsul.
Sumber : setenpo.com