
Dari 21 korban tewas, 12 diantaranya berasal dari luar Pulau Jawa yang sebagian besar berstatus sebagai mahasiswa bahkan tinggal di sejumlah asrama daerah asal mereka. Kemudian enam warga Kota Jogja dan tiga korban tewas lainnya berasal dari Sleman.
Korban diketahui berasal dari Bengkulu, Medan, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Korban yang masih dirawat di antaranya di RS Sardjito, RS Hidayatullah, PKU Muhammadiyah, dan PKU Gamping.
Saat ini, Kepolisian setempat mengirim sisa miras yang dikonsumsi para korban ke Labfor Semarang untuk menyelidiki secara detail zat yang mematikan para korban tersebut.
Sebelumnya, Satreskrim Polres Sleman menangkap Sasongko, 45, warga Dusun Ambrukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman dan istrinya Sori Badriyah, 42, Jumat (5/2). Hingga Jumat (5/2) kemarin, pasutri ini menjual racikan miras yang menewaskan 13 orang.
Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Sepuh Siregar menegaskan bertambahnya korban tewas akibat miras, dari 15 menjadi 21 orang. Selain itu, masih ada 25 orang yang dirawat di rumah sakit, beberapa diantaranya ada yang kritis.
Para korban, kata dia, menenggak miras antara tanggal 2-4 Februari 2016 di lokasi yang berbeda.
Mereka rata-rata mengeluhkan mual, pusing, hingga pandangan kabur. Dari 21 korban tewas, 19 diantaranya mengonsumsi miras dari tersangka Sasongko. “Rata-rata mahasiswa ada yang wanita juga,” ungkap Sepuh, Sabtu (6/2).
Taiwan di guncang Gempa berkekuatan64-skala richter
Gempa di taiwan tidak berpotensi Tsunami
3WNI di kabarkan tewas dan 55 TKI dinyatakan luka luka akibat gempa taiwan
Korban gempa taiwan bertambah jhadi 13 orang
Diramalkan Pulau Jawa akan tenggelam pada 2020
Info dari BMKG cuaca ekstrem sepekan ke depan akan melanda pulau jawa
Aksi mengumpulkan koin untuk RITA Tkw yang terancam hukuman gantung di malaysia
3 orang BMI di korea di tangkap karena terlibat ISIS