Selasa, 24 Februari 2015

LIMA IBU HAMIL POSITIF TERKENA HIV

NGAWI – Miris. Sesuai data Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi bulan Januari-Februari 2015, terdeteksi lima ibu hamil positif HIV. Diduga para perempuan itu tertular dari sang suami yang lebih dulu virus mematikan itu. ‘’Ada lima bumil (ibu hamil) yang positif, dan saat ini mulai rutin mengkonsumsi obat,’’ ujar Kasi Penanggulangan Penyakit Dinkes Ngawi Jaswadi kepada Jawa Pos Radar Lawu, kemarin (13/2).
Kata dia, terungkapnya lima ibu hamil penderita HIV itu menyusul dilakukan pemeriksaan awal menggunakan rapid diagnostic tests (RDT) yang dilakukan masing-masing bidan desa. Karena diduga suspect, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di klinik VCT serta dilakukan uji laboratorium. Hasilnya kelima orang itu positif HIV. Pihak Dinkes tercengang dengan data tersebut. ’’Temuan ini kami sikapi serius, dan ke depan akan dilakukan pengecekan 14.000 bumil se-Ngawi, dan sampai saat ini belum separuhnya yang di tes,’’ imbuhnya.
Jaswadi mengatakan pihak Dinkes langsung bertindak cepat dengan mencari penyebab tertularnya ibu hamil itu. Yakni dengan melakukan pemeriksaan pada suaminya. Rata-rata suami dari perempuan yang mayoritas berusia 30-an tahun itu juga positif HIV. Sebelumnya keberadaan mereka belum terdeteksi. Untuk itu, kata dia, pihaknya berkoodinasi dengan RSUD dr Soeroto untuk menolong persalinan lima bumil dengan HIV ini.’’Khusus pasien dengan HIV proses kelahirannya melalui operasi caesar, dan RSUD sudah siap dengan standar pengamanannya,’’ ungkapnya.
Hal itu dilakukan untuk meminimalisir risiko tertularnya HIV dari ibu ke bayinya. Sebab, jika bayi tersebut dipaksakan lahir secara normal dikhawatirkan akan tertular penyakit tersebut karena menghisap cairan sang ibu saat proses kelahiran. Menurutnya peluang bayi yang dilahirkan relatif kecil tertular HIV jika sang ibu positif HIV tidak memberi ASI pada anaknya. ’’Risiko bayi taertular itu 30-55 persen, tapi tetap kami berupaya agar bayi yang dilahirkan bebas dari HIV,’’ ungkapnya.
Jaswadi menambahkan, saat ini kondisi klinis kelima bumil itu relatif stabil dan membaik. Dan belum terlihat tanda-tanda AIDS atau disertai penyakit penyerta atau infeksi oportunistik Tuberculosis (TB), Gastro Enteristis (GE) atau diare yang tidak kunjung sembuh. Selanjutnya jamur dan juga sariawan yang tidak kunjung sembuh. ’’Kondisinya masih bagus, karena mereka juga semangat untuk berobat,’’ imbuhnya.
Sementara, Kepala Dinkes Ngawi dr Puji Rusdiarto Adi mengatakan pihaknya melakukan antisipasi dini dengan mengarahkan agar bumil dicek dengan RDT masing-masing bidan maupun puskesmas. Dijelaskan, semakin dini ditemukan penderita HIV lebih mudah diobati. ’’Tidak hanya ibu hamil penderita infeksi menular seksual (IMS) juga diminta untuk tes, dan itu gratis,’’ ujarnya.
Mantan Dirut RSUD dr Soeroto ini menuturkan pemberlakukan tes gratis itu dengan harapan menemukan angka penderita HIV sesunguhnya di Ngawi. Sebab selama ini upaya penekanan hanya bersifat penyuluhan. Sedangkan Dinkes tidak mengetahui kondisi sesungguhnya masing-masing penderita sebelum atau sesudah dilakukan penyuluhan. ’’Khawatir tidak khawatir kami harus khawatir sehingga dilakukan tes menyeluruh,’’ ungkapnya. (pra/ota)


Sumber: Radar Madiun.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar