Rabu, 19 Oktober 2016

Ternyata Pendekar Itu Bukan Mati Karena Dikeroyok, Tapi karena Tabrak Tiang Listrik


Kabar meninggalnya Dwi Cahyono, 19, pendekar silat Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) asal Dusun Magersari, Desa Temuireng, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, pada Minggu petang (16/10) begitu menggemparkan. Dia disebut-sebut menjadi korban bentrok antara massa pesilat dengan warga di  di simpang empat Kupang, Kecamatan Jetis. Namun polisi menemukan fakta lain.
Polresta Mojokerto menilai meninggalnya korban tidak disebabkan penganiayaan, namun karena terlibat kecelakaan tunggal di simpang empat Kupang, Kecamatan Jetis. 
Hal itu bisa dibuktikan dari hasil rekaman CCTV salah satu toko dan kondisi motor korban yang berhasil diamankan polisi. 
Kasatreskrim Polresta Mojokerto AKP Andria Diana Putra menegaskan, tayangan rekaman CCTV tersebut tidak menunjukkan adanya kerumunan orang sebelum korban ditemukan tergeletak di pinggir jalan oleh warga dan polisi pada Minggu pukul 04.30 WIB. 
Yang ada, korban justru tergeletak tak sadar setelah Yamaha Vixion bernopol W 6206 MP yang dia tumpangi menabrak tiang listrik di kiri jalan, tepatnya 100 meter sebelum simpang empat Kupang, Jetis. 
Bukti itu terlihat jelas dari hasil olah TKP di lokasi bahwa korban hanya tergeletak bersama kawannya, Andika Dwi Pratama, 17, warga Dusun Talunsudo, Desa Gunungan, Kecamatan Dawarblandong. 
''Jadi, korban ini terlibat laka tunggal bersama te­mannya. Korban ini yang dibonceng, sedangkan temannya yang membonceng,'' jelas Andria kemarin.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar