info mediaRakyat Arab Saudi seolah-olah sudah melupakan insiden berdarah di tiga kota yang menuai kecaman dunia pada Senin waktu setempat (4/7). Perayaan Idul Fitri di Negeri Petrodolar itu tetap berlangsung meriah kemarin (7/7).
Tidak banyak informasi yang aparat bagi terkait dengan penyelidikan. Namun, pemerintah berjanji menyelidikinya hingga tuntas.
"Aksi
bom bunuh diri di Masjid Nabawi dilancarkan kelompok yang tak lagi
percaya kepada Tuhan dan kesucian tempat ibadah," kata Sheikh Abdelbari
Al Thabiti, imam yang memimpin shalat Idul Fitri di Kota Madinah.
Pada
hari kemenangan umat Islam yang jatuh Rabu (6/7), sekitar dua juta
jamaah menunaikan shalat di Masjid Nabawi. Seorang di antaranya adalah
Pangeran Faisal bin Salman, emir Madinah.
Di
Makkah, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud menunaikan shalat bersama
jajaran petinggi pemerintah lainnya di Grand Mosque. Di antaranya,
Pangeran Faisal bin Turki bin Abdullah, Pangeran Bandar bin Muhammad bin
Abdulrahman, Emir Makkah Pangeran Khaled Al Faisal, dan Putra Mahkota
Muhammad bin Nayef.
Para tokoh itu mengimbau masyarakat tidak perlu takut kepada teroris dan tetap beraktivitas seperti biasa.
Sejauh
ini Saudi baru mempublikasikan identitas pelaku bom bunuh diri di Kota
Jeddah. Pengebom yang menjadi satu-satunya korban dalam ledakan di dekat
Konsulat Amerika Serikat (AS) tersebut adalah Abdullah Gulzar Khan.
Dia
berasal dari Pakistan dan sudah 12 tahun tinggal di Saudi. Sopir
pribadi itu hidup bersama istri dan anaknya di Jeddah. Sebelumnya, tidak
pernah ada catatan kriminal tentang pria 34 tahun tersebut.
Sementara
itu, dalam laporan terpisah, Saudi menyebutkan kecenderungan
radikalisme generasi muda. Terutama karena pengaruh militan Negara Islam
alias Islamic State (IS atau ISIS). Kemarin sepasang anak kembar di
Kota Riyadh dilaporkan membunuh sang ibu dengan senjata tajam.