info media
Madiun - Tim gabungan intelijen dan Reskrim Polres Kota Madiun melakukan pemeriksaan intensif terhadap Ismini (38), yang melakukan aksi teror di halaman Makorem 081 Dhirotsaha Jaya (DSJ) Madiun, Provinsi Jawa Timur. Ismini akhirnya diserahkan kepada keluarga besarnya di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Selasa (12/7) sore untuk pembinaan.
Mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia dan Arab Saudi itu menurut keluarga besarnya yang diperkuat pernyataan kepala desa setempat, sudah beberapa kali mengalami depresi.
“Dia (Ismini) mengalami gangguan jiwa pascakepulangannya dari menjadi TKW di Arab Saudi maupun dari Malaysia,” ujar Kasat Reskrim Polresta Madiun, AKP Masykur kepada wartawan, Selasa malam. Mewakili Kapolresta Madiun AKBP Susatyo Purnomo.
Lebih lanjut AKP Masykur menjelaskan, bahwa bungkusan dalam kotak mencurigakan yang kemudian diketahui berisi bahan kimia tertentu itu, diledakkan di tempat yang aman oleh tim penjinak bom Brimob Detasemen-C Polda Jatim.
Sebelumnya, Ismini pada Selasa siang bolong (12/7) membawa kotak yang disebutkan berisi bahan peledak (handak) dalam bungkusan berbalut kain merah, menerobos masuk ke halaman depan Markas Korem 081 DSJ Madiun di Jalan Pahlawan, Kota Madiun. Saat ditegur petugas jaga piket Kopda Marjono, perempuan yang terkesan gesit itu malah berceloteh, bahwa tentara jangan membuat main-main agama. Ia menyatakan tidak takut dengan komandan Korem.
Ketika hendak diadang, perempuan itu justru kabur naik angkutan kota. Ia dikejar petugas Provost Makorem DSJ Madiun dan kemudian ditangani Brigadir Eko, petugas Satlantas Polresta Madiun guna dilimpahkan ke SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polresta Madiun. Ketika dilakukan pemeriksaan di SPKT, diketahui pada kotak mencurigakan yang dibawa Ismini tersebut bertuliskan; “Asslamualikum wr wb. Bapak-bapak Komandan, Ratu-ratu sesat dan raja-raja sesat Dajjal sesat, ini bukan bom tapi dua surat untuk komandan TNI”.
Ismini sempat menjalani pemeriksaan di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Aanak (PPA) Satreskrim Polresta Madiun. Dari hasil pemeriksaan pelaku dan keluarga, serta diperkuat dari pernyataan Kades Segulung, Kustoyo, ternyata Ismini sudah pernah dua kali mengalami gangguan jiwa, ujar Kasat Reskrim Polresta Madiun, AKP Masykur. Dia mengalami depresi karena gagal mewujudkan impiannya dapat membawa pulang hasil jerih payahnya bekerja sebagai TKW di negeri orang.
Madiun - Tim gabungan intelijen dan Reskrim Polres Kota Madiun melakukan pemeriksaan intensif terhadap Ismini (38), yang melakukan aksi teror di halaman Makorem 081 Dhirotsaha Jaya (DSJ) Madiun, Provinsi Jawa Timur. Ismini akhirnya diserahkan kepada keluarga besarnya di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Selasa (12/7) sore untuk pembinaan.
Mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia dan Arab Saudi itu menurut keluarga besarnya yang diperkuat pernyataan kepala desa setempat, sudah beberapa kali mengalami depresi.
“Dia (Ismini) mengalami gangguan jiwa pascakepulangannya dari menjadi TKW di Arab Saudi maupun dari Malaysia,” ujar Kasat Reskrim Polresta Madiun, AKP Masykur kepada wartawan, Selasa malam. Mewakili Kapolresta Madiun AKBP Susatyo Purnomo.
Lebih lanjut AKP Masykur menjelaskan, bahwa bungkusan dalam kotak mencurigakan yang kemudian diketahui berisi bahan kimia tertentu itu, diledakkan di tempat yang aman oleh tim penjinak bom Brimob Detasemen-C Polda Jatim.
Sebelumnya, Ismini pada Selasa siang bolong (12/7) membawa kotak yang disebutkan berisi bahan peledak (handak) dalam bungkusan berbalut kain merah, menerobos masuk ke halaman depan Markas Korem 081 DSJ Madiun di Jalan Pahlawan, Kota Madiun. Saat ditegur petugas jaga piket Kopda Marjono, perempuan yang terkesan gesit itu malah berceloteh, bahwa tentara jangan membuat main-main agama. Ia menyatakan tidak takut dengan komandan Korem.
Ketika hendak diadang, perempuan itu justru kabur naik angkutan kota. Ia dikejar petugas Provost Makorem DSJ Madiun dan kemudian ditangani Brigadir Eko, petugas Satlantas Polresta Madiun guna dilimpahkan ke SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polresta Madiun. Ketika dilakukan pemeriksaan di SPKT, diketahui pada kotak mencurigakan yang dibawa Ismini tersebut bertuliskan; “Asslamualikum wr wb. Bapak-bapak Komandan, Ratu-ratu sesat dan raja-raja sesat Dajjal sesat, ini bukan bom tapi dua surat untuk komandan TNI”.
Ismini sempat menjalani pemeriksaan di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Aanak (PPA) Satreskrim Polresta Madiun. Dari hasil pemeriksaan pelaku dan keluarga, serta diperkuat dari pernyataan Kades Segulung, Kustoyo, ternyata Ismini sudah pernah dua kali mengalami gangguan jiwa, ujar Kasat Reskrim Polresta Madiun, AKP Masykur. Dia mengalami depresi karena gagal mewujudkan impiannya dapat membawa pulang hasil jerih payahnya bekerja sebagai TKW di negeri orang.