Bila
tak ada halangan pada bulan September nanti, para delegasi ASEAN
Inter-Parliamentary Assemby (AIPA) menggelar pertemuan lanjutan di
Kamboja. Yang menarik, dalam pertemuan itu akan diputuskan, apakah
bahasa Indonesia akan menjadi bahasa resmi negara-negara ASEAN.
Hal ini terungkap
dari pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie yang menjadi salah seorang
delegasi Indonsia disela-sela pertemuan tingkat tinggi KTT. “Usulan
(bahasa Indonesia bahasa resmi ASEAN) pada tahun lalu itu sudah diterima
oleh seluruh delegasi. Karena apa, Thailand salah satunya menggunakan
bahasa Indonesia, Filipina Selatan, Malaysia, Singapura, Brunei juga.
Jadi hampir sebagaian anggota (ASEAN) berbahasa Indonesia,” kata Marzuki
Alie.
“Begitu
kita sampaikan, langsung bisa saling mengerti dan memahami,” ujarnya.
Bahasa Indonesia dianggap layak menjadi bahasa resmi ASEAN. Apalagi,
hampir di beberapa negara di Asia Tenggara akrab dengan bahasa
Indonesia. Bahkan di Australia, Bahasa Indonesia dijadikan kurikulum di
sekolah.
“Sudah
sepantasnya begitu, bahasa Indonesia jadi bahasa resmi ASEAN. Karena
dari jumlah pemakai, ya memang bahasa Indonesia yang terbanyak. Akan
lebih besar jika ditambah Malaysia dan Brunei yang serumpun bahasanya,”
kata aktivis sekaligus politisi PDI-P, Eva Kusuma Sundari.