Masjid Tegalsari adalah salah satu masjid tertua di Jawa Timur yang
didirikan sekitar abad ke-18. Terletak di desa Tegalsari, Kecamatan
Jetis atau sekitar 10 km ke arah selatan dari pusat kota Ponorogo.
Masjid ini adalah salah satu destinasi wisata religi yang ada di
Ponorogo Jawa Timur.
Masjid Tegalsari merupakan peninggalan Kyai Ageng Mohammad Besari. Yaitu seorang ulama besar yang hidup sekitar tahun 1742 M pada zaman pemerintahan Sunan Pakubuwono II. Peran penting dari Masjid Tegalsari adalah sebagai pusat penyiaran agama Islam terbesar yang ada di wilayah kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
Di masjid ini pula didirikan pondok pesantren yang sangat tersohor
dan telah memiliki ribuan santri. Banyak alumni Pondok Pesantren
Tegalsari yang menjadi tokoh besar seperti H. Oemar Said
Tjokroaminoto dan juga pujangga Jawa Rangga Warsita.
Kompleks Masjid Tegalsari terdiri dari 3 bagian yaitu Dalam Gede atau kerajaan kecil yang dahulu merupakan pusat pemerintahan, lalu sebuah masjid dan kompleks makam Kyai Ageng Mohammad Besari.
Keunikan masjid yang memiliki arsitektur Jawa kuno ini terlihat pada
pilar-pilar kayu yang sebelumnya berjumlah 36 buah dengan diameter kayu
masing-masing 0,5 meter. Jumlah tiang 36 menandakan 3 ditambah 6 yaitu
sembilan adalah jumlah Walisongo yang ada di pulau Jawa.
Hampir setiap harinya Masjid Tegalsari selalu ramai dikunjungi jama’ah, terutama pada hari Jum’at Kliwon dan hari Senin Kliwon. Dimana diadakan dzikrul ghofilin dan istighosah. Demikian juga setiap bulan Ramadhan terutama pada malam-malam ganjil lailatul qadar.
Masjid Tegalsari juga ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah di luar kota Ponorogo untuk melakukan i’tikaf dengan sholat tengah malam di masjid ini. Tidak hanya merasakan keindahan Masjid Tegalsari namun para pengunjung juga dapat berziarah di makam Kyai Ageng Mohammad Besari.
Di sisi barat masjid terdapat makam keluarga besar Kyai Ageng Besari
yang saat bulan Ramadhan terutama pada 10 malam terakhir selalu ramai
didatangin jama’ah. Peziarah berdatangan dari berbagai daerah. Masjid
Tegalsari menjadi salah satu tujuan wisata religi yang mendapat
perhatian dari pemerintah setempat. Nuansa Islami dan Jawa yang kental
masih sangat terasa ketika anda mengunjungi Masjid Tegalsari.
Masjid Tegalsari merupakan peninggalan Kyai Ageng Mohammad Besari. Yaitu seorang ulama besar yang hidup sekitar tahun 1742 M pada zaman pemerintahan Sunan Pakubuwono II. Peran penting dari Masjid Tegalsari adalah sebagai pusat penyiaran agama Islam terbesar yang ada di wilayah kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
Kompleks Masjid Tegalsari terdiri dari 3 bagian yaitu Dalam Gede atau kerajaan kecil yang dahulu merupakan pusat pemerintahan, lalu sebuah masjid dan kompleks makam Kyai Ageng Mohammad Besari.
Hampir setiap harinya Masjid Tegalsari selalu ramai dikunjungi jama’ah, terutama pada hari Jum’at Kliwon dan hari Senin Kliwon. Dimana diadakan dzikrul ghofilin dan istighosah. Demikian juga setiap bulan Ramadhan terutama pada malam-malam ganjil lailatul qadar.
Masjid Tegalsari juga ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah di luar kota Ponorogo untuk melakukan i’tikaf dengan sholat tengah malam di masjid ini. Tidak hanya merasakan keindahan Masjid Tegalsari namun para pengunjung juga dapat berziarah di makam Kyai Ageng Mohammad Besari.