Kamis, 28 April 2016

Hebat..!!! Mantan TKI ini Dirikan Pangkalan Kuliner

Mantan TKI Dirikan Pangkalan Kuliner
HENDRI UTOMO/RADAR JOGJA
PRASASTI : Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoelani Poeloengan menandatangani peresmian Pangkalan Kuliner di Sindutan, Temon kemarin (26/4).

Para mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kulonprogo mendirikan Pangkalan Kuliner di Sindutan, Temon. Ada sekitar 12 warung kuliner yang didirikan dengan fasilitasi dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan (BNP2TKI), dan Dinsosnakertrans Kulonprogo ini.

Deputi Perlindungan BNP2TKI Lisna Yoelani Poeloengan mengatakan, Pangkalan  Kuliner ini merupakan tindak lanjut kerjasama antara Pemkab Kulonprogo dengan BP3TKI DIJ dan BNP2TKI pusat. Sebelumnya, sudah dilakukan penandatangan MoU untuk menjadikan Desa Sindutan sebagai sentra kuliner. “Di desa ini banyak mantan TKI. Ini adalah usaha kedua. Sebelumnya juga dilakukan di Nglanggeran, Gunungkidul,” kata Yoelani kemarin (26/4).

Loelani menjelaskan, pangkalan kuliner ini diharapkan juga menjadi rest area atau tempat persinggahan antara bandara dan wisata. Dengan lokasi yang sangat strategis, pangkalan kuliner ini akan terus dikembangkan agar TKI purna bisa lebih berdaya guna. “Apalagi banyak kreasi olahan kuliner yang rasanya enak dan cukup menggugah selera. Tujuan kami, agar mereka bisa berusaha di sini, tanpa harus bekerja kembali menjadi TKI di luar negeri,” jelasnya.

Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesi (BP3TKI) DIJ Suparjo menambahkan, pihaknya telah membina lebih dari 600 TKI purna. Setidaknya ada 260 yang sudah memiliki usaha produktif di masyarakat. “Di Kulonprogo ini mereka tergabung dalam koperasi dan dengan patungan modal mereka mampu mendirikan sental kuliner. Selain kuliner, juga ada kolam renang yang bisa dimanfaatkan anak-anak,” imbuhnya.

Ketua Koperasi TKI Purna Gunadi mengungkapkan, usaha ini dirintis setelah mereka mendapakan pelatihan. Dari situ mereka patungan untuk mengumpukan modal. Bahkan ada TKI yang masih di luar negeri ikut menanamkan modalnya. “Semua anggota terlibat, jika tidak membuka usaha maka berinvestasi,” ungkapnya.
Usaha ini menjadi suatu bentuk pemberdayaan TKI agar memiliki nasib yang lebih baik di negeri sendiri dan tidak menginginkan kembali bekerja ke luar negeri. Pangkalan kuliner ini juga menjadi ajang komunikasi sesama mantan TKI.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar