Kecelakaan maut yang
melibatkan anak-anak di bawah umur terjadi di ruas Jalan Raya Tegar
Beriman, tepatnya di Kampung Cipayung, Kelurahan Tengah, Cibinong,
Kabupaten Bogor apada Rabu (30/3). Korbannya kali ini adalah bocah
Sekolah Dasar (SD), yang beradu dengan Kasat Narkoba Polres Bogor AKP
Yuni Purwanti Kusuma Dewi.
Dilansir Berita Satu, Kecelakaan maut itu terjadi ketika motor F 3574 FT yang dikendarai Rizky, 13, menabrak kendaraan perwira polisi
Ajun Komisaris Yuni Purwanti saat berada di jalur cepat. Ketika
peristiwa itu terjadi, Rizky tengah membawa dua pembonceng di motornya.
Kecelakaan maut Polwan VS Bocah SD

Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas
Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Bogor, Ajun Komisaris Bramastyo
Priadji, dalam keteranganya menuturkan peristiwa tersebut bermula saat
Yuni yang menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Kabupaten Bogor mengendarai
mobil bernomor polisi F 1676 EQ melaju di jalur cepat Jalan Tegar
Beriman dari Simpang Pemda menuju Simpang PDAM sekira pukul 15:00 WIB.
Saat hendak berbelok arah di putaran
jalan, tiba-tiba dari arah belakang muncul sepeda motor bernomor polisi
F 3574 FT yang dikendarai tiga orang anak di bawah umur yakni Rizki
(13), AS, dan JN dengan kecepatan tinggi.
“Saat itu, Yuni berniat berputar berbalik arah di putaran jalan, sudah memberikan lampu sein kanan. Lalu dari belakang ada sepeda motor berkecepatan tinggi yang ditumpangi tiga orang anak malah menyalip dari kanan dan kecelakaan pun tidak terhindarkan,” kata Bramastyo.
Akibatnya, Rizki yang mengendarai sepeda motor terpental lalu mengahatam trotoar dantewas
karena karena luka parah di bagian kepala, sedangkan dua rekannya Ahmad
Saepuloh (13) dan Eka Sapta (13) hanya mengalami luka lecet di bagian
kening dan harus menjalani perawatan di RS Cibinong.
“Satu orang yang mengendarai sepeda motor tewas di lokasi kejadian karena luka parah di bagian kepala. Dua orang lainnya hanya luka lecet saja di kening. Korban meninggal sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan,” jelas Bram.
AKP Yuni mengaku kaget dan tak habis
pikir mengapa anak-anak seusia mereka sudah diberi kebebasan untuk
mengendarai motor di Jala Raya yang sangat berbahaya. Yuni menambahkan
ketiga bocah tersebut menegndarai motor tanpa
menggunakan helm. Selain itu, Yuni menjelaskan, pengemudi motor memacu
kendaraannya dalam kecepatan tinggi.
“Ini harus jadi pelajaran berharga bagi semua orangtua. Anak-anak yang belum cukup umur dan tak memiliki SIM tidak boleh mengendarai sepeda motor. Ini akibatnya,” kata Yuni yang juga anggota Polwan tersebut.
Terkait pengendara sepeda motor di
bawah umur, Kepolisian Daerah Meto Jaya telah berulangkali
memperingatkan lewat akun Twitter yang rutin diunggah hampir setiap
hari, sebagai berikut:
Sementara itu Ijah, sang Ibu yang
anaknya menjadi korban menangis histeris melihat jasad anaknya yang
diantar menggunakan mobil ambulance polres Bogor ke rumah duka. Kepada
awak media, Firman sang ayah mengaku jika Rizky sudah biasa mengendarai
motor untuk berangkat ke sekolah.
“Saya memang membolehkan Rizky membawa motor ke sekolah, karena lokasinya tak jauh dari rumah,” ujar Firman.
“Saya sudah ikhlas dengan bencana ini dan tidak akan menuntut siapapun, apalagi AKP Yuni merupakan teman satu kampung di Sukabumi,” tutupnya.Source: www.inilahkoran.com
Apa sih yang sebenarnya ada dalam
pikiran orang tua semacam ini? Apakah mereka bangga karena merasa
anaknya pintar dan berani naik motor? Kalau saya bilang sih ini fenomena
kebodohan orang tua! Setuju?
Bagikan dan berikan koemntarmu jika kamu setuju.