Jumat, 01 April 2016

Anak SD Boncengan Bertiga Tabrak Mobil Polwan Tewas 1

Kecelakaan maut yang melibatkan anak-anak di bawah umur terjadi di ruas Jalan Raya Tegar Beriman, tepatnya di Kampung Cipayung, Kelurahan Tengah, Cibinong, Kabupaten Bogor apada Rabu (30/3). Korbannya kali ini adalah bocah Sekolah Dasar (SD), yang beradu dengan Kasat Narkoba Polres Bogor AKP Yuni Purwanti Kusuma Dewi.
Dilansir Berita Satu, Kecelakaan maut itu terjadi ketika motor F 3574 FT yang dikendarai Rizky, 13, menabrak kendaraan perwira polisi Ajun Komisaris Yuni Purwanti saat berada di jalur cepat. Ketika peristiwa itu terjadi, Rizky tengah membawa dua pembonceng di motornya.

Kecelakaan maut Polwan VS Bocah SD

Bocah SD Boncengan Tiga tewas Tabrak Mobil Polwan,
Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Bogor, Ajun Komisaris Bramastyo Priadji, dalam keteranganya menuturkan peristiwa tersebut bermula saat Yuni yang menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Kabupaten Bogor mengendarai mobil bernomor polisi F 1676 EQ melaju di jalur cepat Jalan Tegar Beriman dari Simpang Pemda menuju Simpang PDAM sekira pukul 15:00 WIB.
Saat hendak berbelok arah di putaran jalan, tiba-tiba dari arah belakang muncul sepeda motor bernomor polisi F 3574 FT yang dikendarai tiga orang anak di bawah umur yakni Rizki (13), AS, dan JN dengan kecepatan tinggi.
“Saat itu, Yuni berniat berputar berbalik arah di putaran jalan, sudah memberikan lampu sein kanan. Lalu dari belakang ada sepeda motor berkecepatan tinggi yang ditumpangi tiga orang anak malah menyalip dari kanan dan kecelakaan pun tidak terhindarkan,” kata Bramastyo.
Akibatnya, Rizki yang mengendarai sepeda motor terpental lalu mengahatam trotoar dantewas karena karena luka parah di bagian kepala, sedangkan dua rekannya Ahmad Saepuloh (13) dan Eka Sapta (13) hanya mengalami luka lecet di bagian kening dan harus menjalani perawatan di RS Cibinong.
“Satu orang yang mengendarai sepeda motor tewas di lokasi kejadian karena luka parah di bagian kepala. Dua orang lainnya hanya luka lecet saja di kening. Korban meninggal sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan,” jelas Bram.
AKP Yuni mengaku kaget dan tak habis pikir mengapa anak-anak seusia mereka sudah diberi kebebasan untuk mengendarai motor di Jala Raya yang sangat berbahaya. Yuni menambahkan ketiga bocah tersebut menegndarai motor tanpa menggunakan helm. Selain itu, Yuni menjelaskan, pengemudi motor memacu kendaraannya dalam kecepatan tinggi.
“Ini harus jadi pelajaran berharga bagi semua orangtua. Anak-anak yang belum cukup umur dan tak memiliki SIM tidak boleh mengendarai sepeda motor. Ini akibatnya,” kata Yuni yang juga anggota Polwan tersebut.

Terkait pengendara sepeda motor di bawah umur, Kepolisian Daerah Meto Jaya telah berulangkali memperingatkan lewat akun Twitter yang rutin diunggah hampir setiap hari, sebagai berikut:
Sementara itu Ijah, sang Ibu yang anaknya menjadi korban menangis histeris melihat jasad anaknya yang diantar menggunakan mobil ambulance polres Bogor ke rumah duka. Kepada awak media, Firman sang ayah mengaku jika Rizky sudah biasa mengendarai motor untuk berangkat ke sekolah.
“Saya memang membolehkan Rizky membawa motor ke sekolah, karena lokasinya tak jauh dari rumah,” ujar Firman.

“Saya sudah ikhlas dengan bencana ini dan tidak akan menuntut siapapun, apalagi AKP Yuni merupakan teman satu kampung di Sukabumi,” tutupnya.
Source: www.inilahkoran.com
Apa sih yang sebenarnya ada dalam pikiran orang tua semacam ini? Apakah mereka bangga karena merasa anaknya pintar dan berani naik motor? Kalau saya bilang sih ini fenomena kebodohan orang tua! Setuju?
Bagikan dan berikan koemntarmu jika kamu setuju.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar