Rabu, 30 Maret 2016

Puluhan BMI Hong Kong Jadi Korban Tipu-Tipu MLM Mezzo

 
Sekitar 70 buruh migran korban investasi bisnis MLM mezzo terlihat berkumpul di Kowloon Park. Mereka saling adu pendapat bahkan ada yang histeris menangis, menyesali pengalaman buruk yang mereka alami sejak Agustus 2015. Kini puluhan BMI itu tersadar telah tertipu oleh janji-janji bonus dan royalty dari MLM Mezzo. 

Mereka mimpi mendadak kaya bila perusahaan berkedok investasi dengan system piramida akan berbagi keuntungan. Satu orang BMI diwajibkan membawa dua anggota dan dengan harapan besar itu akhirnya menyetor sejumlah uang sebagai modal investasi dengan ragam keuntungannya. Semakin besar modal yang disetor maka akan semakin besar keuntungan yang didapat.

"Dari dana investasi anggota mendapat keuntungan 14 %, sementara dari anggota yang dibawanya, ia mendapat 5% royalty. Namun sayangnya, sejak bulan Agustus keuntungan dan royalti yang dijanjikan tidak keluar. Padahal rata-rata anggota perusahaan MLM ini menyetorkan uang dengan meminjam dari perusahaan kredit uang", jelas Junita tentang cara perusahaan MLM itu bergerak.

Dari sekian banyak korban yang melapor, jumlah uang yang masuk sedikitnya adalah HK $ 30 000 atau setara dengan 50 juta rupiah. 

"Uang saya sudah masuk HK$ 111 000, saya harus membayar cicilan utang kepada empat bank sebesar HK $ 14 000 setiap bulannya" tutur salah satu korban sambil menghapus air matanya dengan jilbabnya.

Dan lebih miris lagi, ada satu korban yang sampai menderita penyakit jantung lemah karena tertekan menghadapi ancaman pihak perusahan peminjam uang. Banyak dari korban penipuan ini mengalami ketakutan kehilangan pekerjaan dan intimidasi keluarganya di tanah air yang dilakukan oleh Dabt Collector di kampungnya.

Menurut WN salah satu korban, mereka beramai-ramai berkumpul di sini dan akan melapor ke polisi karena kami sudah capek meminta pertanggung jawaban kepada pihak Mezzo. Kami sudah memintanya secara baik-baik bahkan ada yang tidak bisa menahan emosi dan mengancam perusahaan MLM itu untuk memberikan janjinya. Kami hanya diberikan jawaban janji dua sampai tiga bulan mendatang dan selalu begitu setelah bulan yg dijanjikan itu tiba.

"Mereka sudah tidak punya hati lagi, bahkan saya sampai mual-mual melihat foto mereka berkipas dengan lembaran dan tumpukan uang. Kami tiap hari berjuang mati-matian membayar utang yang tidak pernah kami nikmati. Ini bukan investasi lagi, ini sudah penipuan" kata Murni (nama samaran) sambil marah-marah.

Saat mengadukan kasus penipuan in ke kantor polisi, banyak diantara para BMI korban Mezzo tidak memiliki surat perjanjian tertulis. Sebagai tanda bukti kalau mereka sudah menanamkan investasi uangnya, Mezzo hanya memberikan sebuah kartu identitas anggota Mezzo. untuk melihat keanggotannya di web sitenya mezzo. " namun sayang, banyak yg sudah diblokir dan web nya sudah tidak bisa dibuka" kata en, salah satu korban dan upline yang masih bertanggung jawab kepada anak buahnnya.

Laporan sudah diterima di kantor kepolisian Tsim sha Tsui, kowloon. Kepolisian Hong kong sudah memyatakan kesediannya untuk membantu pengaduan tersebut kepada para korban bila ini terbukti sebuah penipuan.

Bisnis MLM di Hong Kong ini banyak sekali modus penipuannya diantaranya dengan sistem pembagian keuntungan lewat royalty dan bonus yang tinggi. BMI yang datang bekerja di Hong Kong dengan mimpi cepat dapat uang jadi gampang sekali dijebak. Apalagi ternyata upah yang mereka terima bekerja di Hong Kong tidak sebesar yang mereka harapkan. Upah itu habis untuk dikirim ke kampung sebagai biaya hidup keluaraga yang ditinggal.

BMI jarang yang bisa menabung dan tergiur dengan tawaran dapat uang besar. Dengan kasus Mezzo ini banayak korban yang tersadar bahwa mereka kembali dirampok oleh penjahat yang berkedok sebagai perusahaan baik hati yang mau berbagi keuntungan.

"Tawaran menjanjikan penghasilan tinggi itu hanyalah bohong saja. Bahkan pemerintah Hong Kong sebenarnya sudah pernah menutup perusahaan MLM lainnya bernama Ponzy yang merekruit anggotanya dengan sistem piramida." jelas Umi dari KOBUMI ketika ikut mendampingi para korban melapor ke kantor Polisi.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar