Ini cerita dari Kapolda Kalbar saat baru menjabat jabatannya tahu 2014 silam, pada saat itu beliau menyamar sebagai warga sipil dengan sang istri yang menaiki motor. Kebetulan pos Lantas itu di dekat sebuah pasar. Hampir satu jam, ditemani istrinya dia berada di dekat pasar itu memperhatikan oknum polisi nakal.
Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto menceritakan saat itu beliau dengan sabar melihat polantas yang menanggkapi pengendara yang melanggar lalu lintas dan dihitung saat beliau menyamar ada 10 pengedara yang ditangkap polantas tersebut.
“Mereka nangkepin pengendara yang melanggar rambu larangan U turn. Para pelanggar ditangkap dengan cara hunting dan dibawa ke Pos Lantas,” jelas Arief yang menerapkan kerja sama dengan KPK soal urusan supervisi pemberantasan korupsi.Bahkan saat menyergap anggota polantas di pos polisi tersebut bilau sempat dusir oleh petugas itu karena saat itu wajah kapolda belum familiar karena baru menjabat. Akhirnya sang polantas dimarahi dan Pos polisi disitu dibongkar dirubah menjadi Balai Polisi dan Masyarakat.
“Saya hitung jumlah pelanggar yang ditangkap dan dibawa ke pos Lantas. Saya hitung hampir 10 orang, terus saya datangi dan saya tanya diapakan orang, mereka nggak tahu kalau yang tanya Kapolda,” urai dia.
“Akhirnya Pos Lantasnya saya bongkar, diubah jadi Balai Polisi dan Masyarakat,” terang Arief yang bertekad menerapkan zero corruption di tubuh Polda Kalbar.Kapolda menjelaskan bahwa semestinya mereka bertindak melayani masyarakat dan berlaku jujur. Tak mencari kesalahan masyarakat dan memalak mereka. Dan seharusnya Kapolda lain juga bisa mengikuti langkah Kapolda Kalbar agar para polantas tidak seenaknya mencari2 kesalahan dan pemrosesan penilangan dilakukan sesuai aturan yang berlaku.
Sumber : detik.com