Sabtu, 20 Februari 2016

Awal Kepemimpin Ipong Muchlissoni Langsung Berbenah Terhadap Pejabat, yang Selama ini Salah Jabatan






Gerbong mutasi pejabat Pemkab Ponorogo segera dijalankan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni. Pengusaha sukses di Samarinda tersebut menilai permasalahan di Ponorogo sudah kelewat banyak. Bahkan, Ipong yang mulai resmi menjabat sebagai Bupati Ponorogo periode 2016-2021 itu sejak kemarin (17/2) mengaku utak-atik bidak catur di birokrasi menjadi prioritas utamanya. ‘’Pemerintah harus memiliki birokrasi yang bagus untuk mendukung kinerja saya lima tahun ke depan,’’ kata Ipong saat dihubungi selepas pelantikan, kemarin (17/2).

Diakuinya, sejumlah permasalahan di Ponorogo berakar pada birokrasi pemerintahan. Mulai kekosongan kursi jabatan hingga salah penempatan. Ipong tunjuk bukti sebanyak sembilan kursi kepala dinas kosong saat ini. Yakni, kursi kepala dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas perhubungan, bakebangpol linmas, badan keluarga berencana dan keluarga sejahtera, kepala dinas pekerjaan umum, asisten pemerintahan, staf ahli, dan sekretaris DPRD. Pun, tiga lainnya segera menyusul lantaran pejabatnya pensiun. Tak urung, bakal ada 12 kursi kosong di awal kepemimpin Ipong. ‘’Permasalahan kami kekurangan jumlah PNS. Padahal, masalah ini harus segera ditangani. Harus diganti orang yang tepat. Jika perlu kami lakukan promosi jabatan di bawahnya,’’ terangnya.
Selain itu, Ipong mengaku adanya pejabat yang salah penempatan selama ini. Beberapa lainnya malah menjabat secara tiba-tiba. Ada juga yang menempati jabatannya kelewat 
lama. Menurutnya, hal itu lantaran aturan dalam birokrasi yang tidak dijalankan. Tak urung, jual-beli jabatan merajalela. Imbasnya, pekerjaan tak maksimal hingga terjadi perlambatan kinerja. Ipong mengaku bakal menata birokrasinya kembali pada aturan main. Dia menegaskan anti jual beli jabatan. Penempatan pegawai lebih daftar urutan kepangkatan (DUK), latar belakang pendidikan, prestasi dan historypekerjaan. ‘’Kalau ada yang terjerat masalah berarti indikasinya ada yang keliru di sana. Ini yang harus kami perbaiki dulu,’’ tambahnya.
Namun, Ipong mengaku tidak sembarangan mengganti pejabatnya. Pergantian melalui sejumlah analisa. Pun, analisa sudah mulai dilakukan. Indikatornya ada tiga. Yakni, sumber daya manusia (SDM), sistem dan program kerja, serta anggaran. Diakuinya, permasalahan SDM paling menonjol dari sejumlah satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) hasil analisanya. ‘’Tepatnya berbenah. Bukan mutasi atau aksi bersih-bersih. Kalau yang terindikasi bermasalah pada indikator program atau anggarannya, ya tidak perlu dimutasi,’’ ungkapnya.
Selain urusan birokrasi Ipong mengaku segera menata langkah memujudkan janji-janjinya selama kampanye dulu. Di antaranya, percepatan perbaikan jalan desa dengan penyusunan Rp 300 juta dari APBD, pemerintahan yang transparan, meningkatkan kualitas sarana publik, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Ipong mengaku langsung tancap gas setelah rangkaian syukuran pelantikan dirinya menjadi bupati usai. ‘’Intinya masyarakat Ponorogo sudah lama tidak dilayani. Kami ingin segera mewujudkan itu,’’ katanya.
sumber : setenpo.com
Load disqus comments
Comments
2 Comments

2 komentar