Dua siswa SMAN 1(Smansa) Denpasar yang mengaku sebagai anggota ISIS dan meneror sekolahnya disebut sebagai siswa jenius. Kepala Sekolah SMU 1(Smansa) Denpasar, Nyoman Purnajaya.
Kedua pelajar itu adalah AE (perempuan) yang mengaku menulis teror di lembaran kertas dan CM (pria) yang berperan menempelkan kertas itu di ruang guru, pada Rabu (27/1/2015).
"Mereka ini adalah anak pintar. Kesehariannya tidak pernah melakukan apapun (pelanggaran), tidak memiliki catatan (buruk) satupun tentang kegiatan di luar disiplin sekolah," kata Kepala Sekolah SMU 1 Denpasar, Nyoman Purnajaya, Kamis (28/1/2016).
Purnajaya menjelaskan, kedua pelajar ini termasuk anak-anak yang masuk kelas percepatan. Artinya mereka hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk menyelesaikan masa SMA-nya.
Tingkat intelejensia mereka juga di atas 130 dan memiliki koefisien emosional di atas rata-rata serta didukung kondisi fisik yang sehat.
"Itulah ukuran yang masuk dalam program percepatan," tambah Purnajaya.
Saat ini kedua siswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Mapolda Bali. Meski mereka mengaku hanya iseng, polisi tetap mengembangkan kasus ini.