Jumat, 27 Februari 2015

Cerita Ayah Ciptakan Bom Demi Bunuh Pemerkosa Putrinya


Kasih sayang seorang ayah kepada putrinya tak akan lekang dimakan waktu dan tak luluh diterjang gelombang. Apapun akan dilakukan seorang ayah jika putri tercinta darah dagingnya disakiti orang lain.

Seperti itu kiranya yang dirasakan  Eko Suprapto hingga akhirnya ia memilih merakit bom untuk membalaskan dendam dan sakit hati putrinya kepada pria bernama Cece.

"Dia merakit bom tujuannya membalas sakit hatinya," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Ungung Cahyono, Kamis 26 Februari 2015 di Polrestro Bekasi Kota.

Eko bukan lah seorang teroris atau tergabung dalam kelompok militan yang sering menebar teror di tanah air. Eko hanya seorang ayah dari putrinya.

Namun, karena tak tega melihat penderitaan yang selama ini dirasakan putrinya setelah dua kali diperkosa oleh Cece, Eko yang menyandang gelar doktorandus itu pun berubah menjadi seorang bomber.

Dengan sedikit pengetahuan dan keahliannya dalam menciptakan sebuah bom, warga Perum Griya Timur Indah, Jati Mulya, Tambun Selatan itu akhirnya menciptakan sebuah bom kado yang dikhususkan untuk merenggut nyawa Cece sebagai balasan atas rasa sakit yang dialami putrinya.

"Dengan kemampuan yang dimilikinya, dia merakit sendiri bom tersebut setiap malam di tempat kerjanya, dia dulu pernah bekerja membuat bom untuk menangkap ikan," papar Unggung.

Meski bom yang dirakit Eko berdaya ledak rendah dan tidak sempat meledak. Namun, Eko berhasil membuat sebuah bom kado yang nyaris sempurna. Karena, bom rakitan Eko adalah bom dibuat dari bahan anti sentuh dan goyang.

Sebagai timer, Eko juga memasang 4 baterai besar dan satu baterai kecil. Sedangkan untuk isi bahan peledak digunakan black powder.

"Switching detonator manual yang terbuat dari balon lampu, yang ada kabelnya. Bom bila dibuka, plus minusnya ketemu dan akan meledak,"jelas Unggung.
Load disqus comments
Comments
0 Comments

0 komentar